KHUTBAH

DUA HAL PENYEBAB KEHANCURAN
( Sombong & Dengki )
Disusun Semula : Mahdi Lamit
( 31 Mac 2017 )


إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً. وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا  أَمَّا بَعْدُ
.
Jamaah Jum'at yang dimuliakan Allah, 
Pada kesempatan yang berbahagia ini, khatib mengingatkan utamanya kepada diri pribadi dan juga kepada jama'ah pada umumnya, untuk senantiasa meningkatkan taqwa kepada Allah, dengan sebenar-benarnya takwa yaitu ikhlas menjalankan apa yang telah diperintahkan-Nya dan meninggalkan apa yang telah dilarang. Kemudian marilah kita senantiasa mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT semata.

HADIRIN SIDANG JUM’AT YANG KAMI MULIAKAN…,
Dalam al-Qur’an cerita seputar penciptaan manusia pertama, Nabi Adam as sampai beliau ditrunkan ke bumi, disebutkan secara berulang-ulang oleh Allah SWT pada surat yang berbeda. Kadang bahkan diceritakan secara detail bagaimana Iblis menolak perintah Allah ketika disuruh sujud kepada Adam, bagaimana akhirnya Adam terbujuk sehingga akhirnya ikut terusir dari surga. Demikian pula kisah tentang putra beliau Qabil yang membunuh Habil, adiknya sendiri.

Berulang-ulangnya kisah ini disebutkan dalam al-Qur’an, sama sekali bukan tanpa maksud dan hikmah. Demikian pula bukan karena Allah kekurangan bahan cerita, sebagaimana yang dituduhkan oleh orang-orang kafir yang tidak suka terhadap Islam. Tetapi ditampilkannya kisah tersebut secara berulang-ulang, tidak lain agar kita ummat Islam benar-benar mahu menghayatinya dan menjadikannya sebagai pelajaran yang berharga. Hal ini dijelaskan sendiri oleh Allah SWT pada surat Ali ‘Imran ayat 13;
إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَعِبْرَةً لِأُولِي الْأَبْصَارِ
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati”

Hadirin Sidang Jumaat Seklian…,
Melalui peristiwa ini Allah SWT ingin menunjukkan kepada kita kaum muslimin…, tentang dua sifat perusak yang pada bila-bila masa akan menghancurkan kehidupan seseorang mahupun masyarakat secara luas. Sifat tersebut melekat di dalam hati setiap manusia yang sakit. Sehingga hatinya tidak berfungsi dengan baik untuk mengesan dan menempatkan dirinya pada keududukan yang sesuai dengan kehendak dan aturan Allah swt. Begitu jugalah hakikatnya bahawa setiap anggota badan kita diciptakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk suatu tugas-tugas tertentu, sepertimana mata diciptakan untuk melihat dan telinga diciptakan untuk mendengar. Adapun tanda sakit anggota badan adalah apabila ia tidak dapat berperanan dan berfungsi dengan baik sesuai keberadaannya.

Sebagai contoh mudah, mata yang tidak dapat digunakan untuk melihat dengan jelas, maka dia adalah mata yang sakit…, dan demikian juga dengan telinga yang tidak dapat mendengar dengan baik sudah tentu ia adalah telinga yang sakit juga.

Demikian pula hati, hati yang sakit terlihat dari ketidakmampuannya melaksanakan tugas khusus yang karenanya Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakannya…, sehingga pada hati yang sakit itu makin akan lebih mudah terjangkiti dengan penyakit-penyakit yang lain…, yang akan merusak diri manusia…, sehingga lahirnya sifat-sifat buruk dan busuk seperti dua sifat berikut :
Pertama: Sifat sombong / “al-kibr”Sifat inilah yang sejak pertama melekat pada diri Iblis. Ketika ia diperintah untuk sujud kepada penciptaan Adam as, ia menolak.., bahkan dengan sangat angkuh dan sombongnya ia berdalih di hadapan Allah SWT :
قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ ( الأعراف :12)
"Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan aku dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah". ( Al-A’raf:21 )

Inilah ungkapan penuh kesombongan iblis laknatullah, sedangkan yang memerintahkan adalah Zat yang Maha Agung dan Maha Tinggi  yang menciptakan seluruh makhluk. Dan sudah tentu perintah itu lebih tinggi dari penciptaan iblis itu sendiri. Sehingga dampak dari keingkaran itu menjadikan iblis hidup dalam kehinaan dan laknat swt sepanjang zaman.

HADIRIN SIDANG JUM’AT RAHIMAKUMULLAH !
Orang yang sombong, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits, bukanlah mereka yang selalu berpakaian bagus dan mewah. Tetapi yang dimaksud orang yang sombong adalah mereka yang menolak kebenaran, melihat dirinya lebih mulia dan terhormat daripada orang lain, sehingga ia memandang orang lain lebih rendah dari dirinya.

Sebuah rumah tangga akan hancur…, jika kedua suami isteri dihinggapi sifat sombong ini. Masing-masing ingin menang dengan egonya. Masing-masing merasa dialah yang layak diikuti pandangannya. Sehingga  tidak akan pernah ada perbincangan, tidak akan pernah ada penyesalan, kerana sudah dirasuk oleh rasa ego dan sombong yang mencengkam di dalam hati. Akhirnya hancurlah sebuah ikatan suci yang terbina atas dasar kasih sayang dan kerana Allah.

Bahkan sebuah lingkungan, daerah dan negara sekalipun akan kacau jika para pemimpinnya selalu merasa lebih mulia dan lebih terhormat dibandingkan dengan masyarakat atau rakyat yang dipimpinnya. Seorang pimpinan  suatu institusi, syarikat usaha atau yang lebih besar dari itu.., apabila ia sudah terjangkiti sifat sombong dan angkuh, akan susah sekali menerima usulan dan nasihat, apalagi kritik dari orang lain. Ia selalu merasa diri paling hebat, paling benar, paling berjasa, dan paling segala-galanya. Perasaan seperti inilah yang pernah hinggap pada diri seorang Fir’aun dan Namruz, dua pemimpin yang tiran dan diktator. Hukum seolah-olah ada di telunjuk mereka dan undang-undang ada di mulut mereka. Apapun yang mereka perintahkan…, bawahan harus patuh dan taat tanpa ada pilihan lain.

Ketahuilah kaum muslimin sekalian…, kesombongan bukan pakaian kita sebagi makhluk. Dan kita tidak layak memakainya. Keagungan dan kesombongan hanya milik Allah dan hanyasanya Allah sahajalah yak layak atas sifat tersebut. Kerana Allah pemilik dan pencipta langit dan bumi beserta isinya, yang tampak dan  ghaib bahkan kerajaan yang Maha luas yang tidak diketahui oleh kita.

Ingatlah…, kalaupun kita kaya, kekayaan kita atas ihsan dan pemberian Allah, bila-bila masa Allah boleh membalikkan menjadikan kita papa. Kalaupun kita ada pengaruh dan kuasa, kuasa kita juga atas kehendak Allah, Allah bila-bila masa sahaja boleh menghinakan dan memuliakan siapa yang Dia mahu. Kalau ilmu menjadi sebab kita angkuh dan sombong, sungguh ilmu kita bak setitis air dari lautan yang sangat luas dan mungkin lebih sikit dari itu.

Karena demikian besar bahaya yang ditimbulkan, maka Allah SWT mengancam tidak akan memasukkan ke dalam syurga siapapun yang memiliki sifat sombong sebelum ia bertaubat dengan sepenuhnya. Dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah saw mengingatkan :
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ (رواه مسلم)
“Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat sifat angkuh dan sombong sekecil apapun.” ( HR. Muslim )

HADIRIN SIDANG JUM’AT YANG KAMI MULIAKAN !
Kedua: Sifat hasad, iri dan dengki. Sifat inilah yang telah menjerumuskan Qabil, keturunan pertama Nabi Adam as, yang telah melakukan dosa dan pelanggaran pertama di atas muka bumi ini. Ia sampai hati…, membunuh adik kandungnya sendiri, Habil karena iri dan dengki. Karena ia tidak dapat menerima isteri Habil lebih cantik dari isterinya sendiri.

Hadirin Rahimakumullah …! 
Sungguh tidak ada musibah yang lebih besar … tidak ada racun yang lebih ganas … dibandingkan dengan sifat hasad, iri dan dengki ini. Siapapun  hatinya yang terjangkiti penyakit ini, maka ia tidak akan pernah merasakan kebaikan dan ketenangan. Setiap kali ia melihat orang lain mendapat kemuliaan, hatinya menjadi perih dan sakit. Setiap kali menyaksikan orang lain mendapatkan kebahagiaan, hatinya serasa terbakar dan terhiris. Apa maunya orang seperti ini adalah ”…semua yang menjadi milik orang lain sepatutnya menjadi miliknya..”. didalam hatinya selalu berkata; “…harusnya aku atau seharusnya itu adalah milik saya…”. Sehingga dalam dirinya akan cenderung untuk mengambil dan mendapatkan yang menjadi rezeki orang lain. Sifat jahat ini akan terus mengigit dan mengikis kebaikan yang ada pada diri pengidapnya.

Dan akibat yang paling megerikan, sifat iri dan dengki ini dapat menyebabkan keimanan seseorang secara perlahan menjadi luntur dari hatinya. Tidak ubahnya seperti batu ais yang terus meleleh terkena panasnya api dengki. Dalam hal ini Rasulullah saw bersabda :
لَا يَجْتَمِعَانِ فِي قَلْبِ عَبْدٍ الْإِيمَانُ وَالْحَسَدُ (رواه النساءي)
“Tidak akan pernah dapat berkumpul pada diri seseorang keimanan dan sifat hasad.”

Karena demikian buruk akibat yang ditimbulkan oleh sifat hasad dan dengki ini, maka baginda Nabi sa mengingatkan kepada kita :

إِيّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ (رواه البيهقي)
“Jauhilah sifat hasad dan dengki ! karena sifat ini akan dapat menghilangkan kebaikan sebagaimana api yang melahap kayu bakar.”

Kaum muslimin sekalian…, orang-orang yang memiliki sifat hasad, Allah akan mendatangkan kehinaan padanya, tercela di dunia dan akherat apatah lagi bila orang lain menyedari sifat hasudnya, maka orang-orang akan memandang rendah dan menjauhinya.

HADIRIN RAHIMAKUMULLAH !
Demikianlah sedikit peringatan pada tengah hari ini, mudah-mudahan dapat kita fikirkan dan cermati bersama, sebagai penutup kami ingin mengakhirinya dengan sebuah dialog singkat antara Iblis –laknatullah- dengan Nabi Nuh as. Saat nabi Nuh as menaiki perahunya, tiba-tiba beliau melihat seorang lelaki tua yang tidak dikenal. Lalu Nabi Nuh bertanya,Mengapa engkau ikut naik di kapal ini?”
“Aku ingin memasang perangkap untuk para pengikutmu agar hati-hati mereka bersama aku, walaupun tubuh mereka bersamamu.” Jawab si lelaki tua yang tidak lain adalah Iblis laknatullah.
“Aku akan membinasakan manusia dengan lima hal. Tiga akan aku beritahukan kepadamu dan dua akan aku rahasiakan.”
Ketika itu Allah SWT menurunkan wahyu kepada Nabi Nuh as agar beliau meminta kepada Iblis supaya memberitahukan dua perkara saja, dan merahasiakan tiga perkara lainnya. Sang Iblis lantas bercerita, “Wahai Nuh, dulu di surga aku dengki kepada Adam sehingga aku dilaknat oleh Allah. Kemudian aku sombong serta merendahkan Adam, maka akupun diusir dari dalam surga. Karena itu aku bertekad, dengan kedua sifat ini, yaitu dengki dan sombong, aku pasti akan dapat membinasakan umat manusia.”
Maka cukuplah dua hal ini sebagai pengajaran penting buat kita semua. Mari kita sama-sama benahi diri dan ubati hati kita agar terhindar darinya.

Hadirin Sidang Jum’at Rahimakumullah …!
Semoga khutbah yang singkat ini mampu menggugah kesadaran kita semua untuk senantiasa berhati-hati dan waspada terhadap berbagai perangkap yang telah dipasang oleh Iblis untuk menjerumuskan kita, terutama melalui kedua sifat yang buruk ini, yaitu : sifat sombong dan hasad.
 أعُوذُ بِااللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْم : إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ . بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.



ERTI DAN NILAI PERSAUDARAAN DALAM ISLAM
(Disusun oleh: Al-Ustadz Mahdi Lamit S.Sos.I)
(Masjid Daerah Bintulu (28.04.2011)

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِي اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
أَمَّا بَعْدُ؛ أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُؤْمِنُوْنَ الْمُتَّقُوْنَ، وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Marilah kita bersama-sama memanjatkan kesyukuran kehadirat Allah swt bahwa hingga saat ini, Allah masih memberi kita kesempatan untuk menyempurnakan pengabdian kita kepadaNya, dengan harapan mudah-mudahan segala kekurangan dalam proses pengabdian itu diampuni oleh Allah swt. Dari yang demikian juga, kita sama-sama menjadikan momentum hari jumat ini semakin memberikan kita kesadaran akan peningkatan kualiti iman dan takwa kita kepadaNya. Yang sesunggunya dengan bekal iman dan taqwa itulah yang akan mengantarkan kita kepada kebahagian hakiki di dunia dan akherat, dan memperolehi redho Allah swt.


Sidang Jumaat yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta‟ala
Setelah beberapa saat kita berada dalam semangat persaingan dan berkompetisi, dalam memilih jalan untuk kemaslahatan ummah, mari sekarang kita kembali kepada jalan hakiki yakni Islam sebagai ad-Din dan berusaha untuk memperkukuhkan ummat ini, yang memerlukan usaha dan pengorbanan setiap kita, dimanapun kedudukan dan tahap kemampuan kita. Sesungguhnya bagi orang-orang yang memperjuangkan agama yang haq ini, ada ganjaran yang ditawarkan Allah swt bagi mereka, sebagaimana firman Allah swt: QS: Muhammad:7
$pkšr'¯»tƒ z`ƒÏ%©!$# (#þqãZtB#uä bÎ) (#rçŽÝÇZs? ©!$# öNä.÷ŽÝÇZtƒ ôMÎm6s[ãƒur ö/ä3tB#yø%r& ÇÐÈ
7. Wahai orang-orang Yang beriman, kalau kamu membela (ugama) Allah nescaya Allah membela kamu (untuk mencapai kemenangan) dan meneguhkan tapak pendirian kamu.


SIDANG JUMAAT YANG BERBAHAGIA
Islam sesungguhnya sebuah agama pilihan yang disebutkan oleh Allah swt:
¨bÎ) šúïÏe$!$# yYÏã «!$# Þn=óM}$# 3 

19.  Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. (Ali-Imran:19)

Di dalam agama pilihan ini menekankan tentang persaudaraan atas ikatan Allah swt. Tidak ada suatu agamapun di dunia ini mengajarkan nilai dan ruh persaudaraan seperti yang dituntut oleh Islam, seperti yang telah ditunjukkan oleh Kaum Anshor dan Muhajirin atas didikan Rasulullah, manusia yang tidak tertanding keikhlasan dan akhlak mulianya.

Kita kembali kepada Islam, bermakna kita menyusun segala kekuatan kita untuk Islam. Kita melepaskan pakaian-pakaian perbezaan, sehingga yang tampak adalah keIslaman yang ada pada diri setiap kita. Sehingga dengan persamaan ini, amat mudah untuk kita mendekatkan yang jauh, ringan untuk kita memperkukuhkan yang rapuh, kerana aqidah kita sama, tujuan kita sama, sama atas persamaan kerana Allah SWT.

Saudara-saudara, kaum muslimin yang berbahagia.
Islam melihat persaudaraan, sebagai salah satu nikmat kurniaan Illahi, kepada manusia yang benar-benar beriman dengan-Nya. Malah ia juga satu nikmat yang paling berharga yang tidak ada tolok bandingnya dengan sesuatu di dunia ini. Firman Allaw s.w.t:
y#©9r&ur šú÷üt/ öNÍkÍ5qè=è% 4 öqs9 |Mø)xÿRr& $tB Îû ÇÚöF{$# $YèŠÏHsd !$¨B |Møÿ©9r& šú÷üt/ óOÎgÎ/qè=è% £`Å6»s9ur ©!$# y#©9r& öNæhuZ÷t/ 4 ¼çm¯RÎ) îƒÍtã ÒOŠÅ3ym ÇÏÌÈ    
Maksudnya:  “Dialah (Allah) yang mempersatukan hati orang-orang yang beriman, walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang ada di bumi nescaya kamu  tidak akan dapat  mempersatukan hati mereka (akan) tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka.  Sesungguhnya Dia maha kuasa lagi maha bijaksana.: (Surah Al Anfaal ayat: 63)


Begitu juga dengan firman Allah s.w.t dalam surah Al Imran ayat 103:
(#rãä.øŒ$#ur |MyJ÷èÏR «!$# öNä3øn=tæ øŒÎ) ÷LäêZä. [ä!#yôãr& y#©9r'sù tû÷üt/ öNä3Î/qè=è% Läêóst7ô¹r'sù ÿ¾ÏmÏFuK÷èÏZÎ/ $ZRºuq÷zÎ) ÷LäêZä.ur 4n?tã $xÿx© ;otøÿãm z`ÏiB Í$¨Z9$# Nä.xs)Rr'sù $pk÷]ÏiB 3    
Maksudnya: …dan ingatlah akan nikmat Allah kepada kamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya”.

Sidang Jumaat Yang Berbahagia,
Persaudaraan yang diikat atas dasar iman dan taqwa kepada Allah s.w.t ini bukan sekadar satu nikmat ketika berada di dunia, tetapi merupakan satu rahmat Ilahi ketika di akhirat kelak. Pada hari kiamat kelak Allah Subhanahu wa Ta‟ala akan memanggil orang-orang yang pada ketika di dunia saling berkasih sayang, saling menjaga persaudaraan yang sejati kerana-Nya. Sepertimana maksud hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim  daripada Abu Hurairah r.a   Rasulullah s.a.w bersabda:
Maksudnya: Sesungguhnya Allah berkata (menyeru) pada hari kiamat: Manakah orang-orang yang saling berkasih sayang kerana kekuasaan-Ku? Hari ini Aku akan naungi mereka dengan naungan-Ku di mana hari ini merupakan hari yang tiada perlindungan melainkan perlindungan-Ku.


Sidang, Jumaat Yang Dikasihi sekelian
Dalam Islam, persaudaran juga merupakan sendi yang menunjangi pembinaan masyarakat  dan kekuatan yang menyokong keharmonian hidup anggota masyarakatnya. Lantaran itu, apabila Rasulullah s.a.w berhijrah ke Madinah, antara agenda besar baginda s.a.w ialah agenda persaudaraan. Ini membuktikan bahawa program persaudaraan yang dianyam oleh Rasulullah s.a.w adalah persaudaraan yang melangkaui batas keturunan dan geografi, persaudaraan yang tidak melihat pada status ekonomi seseorang, persaudaraan yang bebas dari melihat kedudukan, pangkat dan darjat. Ini kerana persaudaraan mereka diikat dengan tautan akidah. Inilah erti persaudaraan yang sebenar dalam Islam. Allah s.w.t berfirman dalam al-Quran melalui surah al-hujurat ayat 10,
ﺇﻨﻤﺎﺍﻠﻤﺆﻤﻨﻮﻦﺇﺨﻮﺓ
Yang bermaksud: “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara”.
Ertinya…saudara-saudaraku yang dikasihi Allah…apabila kita mengaku beriman dengan Allah s.w.t, kita sebenarnya sudah  membuat satu ikatan yang kukuh yang berlandaskan dua kalimah syahadah. Ikatan ini merupakan satu pertautan hati umat Islam diantara satu sama lain tidak kira di mana mereka berada. Mereka  itu mengucap  kalimah syahadah yang sama, memgimani kitab al-Quran yang sama, mengadap kiblat yang satu untuk mengerjakan fardhu solat yang sama kewajipannya, menunaikan fardhu puasa yang sama  kewajipannya, mengeluarkan zakat yang sama kefarduannya dan mengerjakan fardhu haji ditempat dan waktu yang sama. Apabila  kewajipan yang dilakukan ini sama, ia merupakan satu simpulan  rabbani yang mengikat kesatuan persaudaraan setiap orang beriman. Ikatan ini juga membolehkan seseorang itu lebih mendekatkan diri kepada Allah s.w.t pernah Rasulullah menyatakan dalam sebuah hadist yang bermaksud:
Ikatan iman yang paling kukuh ialah kasih sayang kerana Allah.”
Ikhawati fi Allah
Terdapat beberapa cara bagaimana umat Islam boleh mengekalkan jalinan dan ikatan persaudaraan. Antaranya ialah persaudaraan itu dibuat atas dasar keikhlasan semata-mata kerana Allah s.w.t. Dalam hubungan ini, Rasulullah pernah menceritakan kisah seorang lelaki yang mengziarahi  saudaranya yang berada di tempat lain, sebagaimana yang disebut dalam hadis yang riwayatkan oleh Imam Muslim dalam Sahihnya daripada Abu Hurairah r.a.: Dalam perjalanan itu, Allah s.w.t memerintahkan malaikat untuk menunggu lelaki tersebut. Apabila malaikat bertemu dengan lelaki itu lantas ia mengajukan pertanyaan, “ kemanakah kamu hendak pergi?”. Lelaki itu menjawab, “aku hendak menemui saudaraku yang berada di tempat  ini”. Malaikat itu bertanya lagi, “adakah kamu sedang berusaha untuk mengambil sesuatu nikmat kepunyaan kamu daripadanya?” Lelaki itu menjawab, “Tidak! Aku Cuma mengasihinya kerana Allah s.w.t. Malaikat itu menyatakan,”sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kamu. Sesungguhnya Allah mengasihi kamu sebagaimana kamu mengasihinya kerana Allah”. Berdasarkan hadis tersebut kita boleh memahami bahawa keikhlasan dalam bersaudara ini hanya dapat dicapai jika seorang itu dapat membersihkan dirinya dari sebarang kekotoran hati, yang bertujuan tidak ikhlas terhadap saudaranya.
Rasulullah mengajarkan satu nilai persaudaraan yang sesungguhnya, seperti dalam hadist baginda yang mulia:   
لاَ يُؤْمِنُ أحَدُكُمْ حَتَّى يـُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُـحِبُّ لِنَفْسِهِ
“Tidaklah sempurna iman salah seorang dari kalian sampai dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Semoga nilai dan ruh persaudaraan seumpama ini tidak akan kita tinggalkan dan menjadi lambang kepada umat Islam.
Saudara-saudara muslimin sidang Jumaat yang dirahmati Allah.
Setelah kita mengetahui betapa agung dan mahalnya nilai sebuah persaudaraan / ukhuwwah, maka kita harus berusaha semaksimal mungkin agar anugerah dari Allah Subhanallahu wa Ta’ala tersebut tetap terjaga dan terpelihara pada diri kita. Diantara usaha yang harus ditempuh agar persaudaraan tersebut tetap terjaga pada diri kita, maka kita perlu memperhatikan hak-hak dalam persaudaraan. Hak-hak tersebut adalah:
1.     Hendaklah ia mencintai saudaranya semata-mata karena Allah Subhanallahu wa Ta’ala dan bukan karena tujuan-tujuan duniawi.
Disebutkan dalam sebuah hadits yang shahih tentang 3 hal yang bila ketiganya ada pada diri seseorang, maka ia akan merasakan manisnya keimanan. Salah satu diantaranya adalah, sebagaimana hadist Rasulullah:
“…Dan yang ia mencintai saudaranya, tidaklah ia mencintainya kecuali karena Allah Subhanallahu wa Ta’ala…” (Muttafaqun ‘alaihi)
2.     Lebih mendahulukan untuk membantu saudaranya dengan apa yang mampu dari jiwa dan harta daripada dirinya sendiri. Allah Subhanallahu wa Ta’ala telah memuji sifat orang-orang Anshar yang lebih mengutamakan keperluan orang-orang Muhajirin padahal mereka sendiri sangat memerlukan, sebagaimana firman-Nya (artinya):
Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan.” (Al-Hasyr: 9)

3.     Menjaga kehormatan dan harga diri saudaranya dengan:
                     i.    Tidak menyebutkan ‘aib saudaranya, baik ketika ia hadir dihadapannya maupun ketika tidak ada.
                    ii.    Tidak mencampuri urusan pribadinya.
                   iii.    Menjaga rahasianya.
                  iv.          Menjauhi prasangka buruk terhadap saudaranya.
4.   Menjauhi perdebatan dengan saudaranya
Sesungguhnya perdebatan akan menghilangkan sifat mahabbah (saling mencintai) dan persahabatan. Dan akan mewariskan kemarahan, dendam dan pemutusan ukhuwwah. Maka meninggalkan sikap perdebatan merupakan tindakan yang terpuji. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

Barangsiapa yang meninggalkan perdebatan sementara ia berada di pihak yang salah, maka akan dibangunkan sebuah  rumah baginya di surga paling bawah. Dan barangsiapa yang meninggalkan perdebatan sementara ia berada pada pihak yang benar, maka akan dibangunkan baginya sebuah rumah di tengah surga…” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
5.   Mengucapkan kalimat-kalimat yang baik kepada saudaranya. Menjaga lisan ini bukan hanya dapat menjaga tali persaudaraan, tetapi merupakan ciri umat Islam, seperti sabda Rasulullah:
al muslim man salimaal muslimoon min lisanihi wa yadihi. (HR. Bukhari & Muslim)
 “Yang dikatakan orang Islam itu adalah orang di mana orang lain (muslim lain) merasa selamat dari tangan dan lisannya”. (HR. Bukhari & Muslim)


Saudara-saudara muslimin sidang Jumaat yang dirahmati Allah.
Sungguh persaudaraan itu adalah sangat mahal nilainya. Jangan sampai ia dicarik-carik oleh rasa permusuhan dan dendam, hasat dengki berpanjangan, atau dirosakkan oleh berburuk sangka kepada saudara sesama muslim. Kenapakah kita mahu menggadai harga persaudaraan dengan perkara-perkara kecil. Kenapakah dengan berlainan pendapat dan ideologi kita sanggup membiarkan nilai persaudaraan menjadi rendah dan tidak berharga. Oleh itu marilah kita bersama-sama membina persaudaraan kita sesama agama dan sesama akidah. Marilah kita bersama-sama mempertahankannya agar kita termasuk di dalam satu golongan yang diberi perlindungan oleh Allah di akhirat kelak di mana tiada perlindungan lain melainkan perlindungan-Nya.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.


________________________________________________________________________

Allah SWT telah memilih segolongan umat ini yang tidak boleh dikalahkan sehinggalah Allah SWT memberi keputusan, memenangkan Islam dan menghapuskan Yahudi. Allah SWT telah menunjukkan kepada kita melalui sabda Rasulullah SAW :

KHUTBAH JUMAAT 5 Muharram 1430 / 02 Januari 2009

الحَمْدُ للهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ، لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَو كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ

 أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَـرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَئٍ قَدِيرٌ. وَأَشْهَـدُ أَنَّ مُـحَمَّدًا عَـبْدُهُ وَرَسُولُـهُ، وَصَفِيُّهُ مِنْ خَلْقِهِ وَخَلِيلُهُ. بَلَّغَ الرِّسَالَةَ، وَأَدَّى الأَمَانَةَ، وَنَصَحَ الأُمَّةَ، وَجَاهَدَ فِي اللهِ حَقَّ جِهَادِهِ حَتَّى أَتَاهُ الْيَقِينُ

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلـِّمْ وَبَارِكْ عَلَى حَـبِيـبِنَا وَشَفِيـعِنَا وَقُدْوَتِنَا وَأُسْوَتِنَا مُحَمَّدٍ، أَشْرَفِ الْأَنْبِـيآءِ وَالْمُرْسَلِينَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَالتَّابِـعِينَ لَهُمْ بِـإِحْسَانٍ إِلَى يَومِ الدِّينِ

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ ! اِتَّقُوا اللهَ، وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيرَ الزَّادِ التَّقْوَى , فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونَ

Wahai hamba-hamba Allah,
Bertaqwalah kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya. Carilah bekalan, sebaik-baik bekalan itu ialah bertaqwa kepada Allah SWT.
Pada saat kita bergembira menyambut dua tahun baru 1430 Hijrah dan 2009 Masihi, jangan kita lupa bahawa Tanah Suci Palestin yang terletak di dalamnya Baitul Maqdis telah dan sedang dinodai oleh Yahudi yang menjadi musuh utama umat Islam.
Jamaah Jumaat Rahimakumullah,
x; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0.2em; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0.6em; text-align: justify; text-shadow: rgb(68, 68, 68) 0px 0px 4px; vertical-align: baseline;">
Diuji keimanan mereka, diuji keislaman mereka dan diuji hubungan persaudaraan mereka apabila hujung minggu lalu tentera negara haram Israel dan Yahudi melakukan tindakan dengan menyerang dan membunuh umat Islam dan rakyat Palestin.
Lebih 100 tan bom telah digugurkan, lebih 360 nyawa sudah melayang dan lebih 1700 lagi cedera di Gaza.
Tindakan yang sepatutnya menyentuh hati dan naluri umat Islam di seluruh dunia. Menguji keimanan mereka, sejauh mana umat Islam bertanggungjawab untuk menjaga amanah membantu saudara seagama walaupun jauh beribu batu.
Muslimin yang dikasihi Allah,
Bumi Palestin adalah tempat isra’nya Rasulullah SAW, dan bermulanya mi’raj Rasulullah SAW. Bumi Palestin yang mengandungi al-Masjidil Aqsa adalah tanah suci para Nabi AS, termasuklah Nabi-Nabi daripada kalangan Bani Israil.
Di hadapan kita kini, umat Islam diratah oleh musuh-musuh Islam. Umat Islam di Palestin menjadi mangsa kezaliman.
Mereka yang menjadi saudara seaqidah kita dikepung, ditangkap, dipenjara, disiksa dan dibunuh oleh Yahudi la’natullah, kerana mereka – umat Islam di Palestin ingin agama Islam ini tertegak di dalam pemerintahan dan seluruh kehidupan mereka.
Jangan kita hairan dengan sikap Yahudi Israel yang melakukan kekejaman ini. Mereka membunuh orang tua, kanak-kanak dan perempuan. Ingat! Bangsa ini jugalah yang pernah membunuh para Nabi dan Rasul AS. Firman Allah SWT :
“Sesungguhnya orang-orang yang kufur ingkar terhadap ayat-ayat Allah, dan orang-orang yang bertanggungjawab membunuh Nabi-Nabi yang memang tidak dibenarkan, serta membunuh para ulama dan pemimpin yang menegakkan keadilan. Maka khabarkanlah mereka dengan azab yang pedih”. (Ali Imran : 21)*
Bahkan ulama-ulama Yahudi pada hari ini memberi fatwa membenarkan tenteranya membunuh sesiapa sahaja tanpa mengira siapa mereka kerana bangsa lain adalah haiwan dan binatang terutama Islam, tetapi Allah SWT telah menetapkan bahawa cahaya Agama Islam ini akan terus bersinar.
Cahaya dan hidayah Islam akan sampai di mana sahaja cahaya matahari akan sampai. Allah SWT telah menjanjikan bahawa akan sentiasa ada hambaNya yang menjadi pejuang dan akan mempertahankan agama Islam ini walau darah dan batang tubuhnya menjadi pertaruhan.
Allah SWT telah memilih segolongan umat ini yang tidak boleh dikalahkan sehinggalah Allah SWT memberi keputusan, memenangkan Islam dan menghapuskan Yahudi. Allah SWT telah menunjukkan kepada kita melalui sabda Rasulullah SAW :

لا تَزُولُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِى قَائِمِينَ عَلى الْحَقِّ ظَاهِرِينَ، لا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى يَأْتِىَ أَمْرُ اللهِ. قِيلَ : مَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ : هُمْ أَصْحَابُ بَيتِ الْمَقْدِسِ وَأَكْنَافِ بَيتِ الْمَقْدِسِ

“Akan tetap ada satu kumpulan di kalangan umatku, mereka bangun berdiri menegakkan kebenaran agama ini. Mereka tidak boleh dilemahkan dan dikalahkan oleh orang yang mengecewakan mereka, sehinggalah datang keputusan daripada Allah SWT”. Para sahabat bertanya : “Siapakah mereka wahai Rasulullah?” Baginda menjawab : “Mereka ialah penduduk Baitul Maqdis dan mereka yang berada di sekitar Baitul Maqdis”.
Hari ini sudah ada kumpulan-kumpulan yang dinyatakan oleh Rasulullah SAW, mereka tampil dengan gagah berani, mereka cinta dan rindukan mati syahid bagi mempertahankan umat Islam dan tanah suci mereka.
Kita melihat kebangkitan kumpulan HAMAS di Palestin dan Hizbullah di Lubnan serta didukung oleh kumpulan-kumpulan Islam yang lain.
Media-media Barat pula menggambarkan mereka ini sebagai pengganas kerana ingin menegakkan kalimah Allah SWT. Sedangkan hakikat sebenarnya mereka – puak-puak Yahudi, Israel dan Zionis inilah pengganas yang sebenarnya!
Tindakan-tindakan Yahudi ini disokong pula oleh negara-negara kuasa besar yang lain, dan ada juga kerajaan umat Islam yang menyokong dan membantunya. Perbuatan ini adalah satu jenayah besar terhadap agama Islam dan terhadap kemanusiaan.
Hadirin Jumaat yang dirahmati Allah,
Allah SWT mewajibkan umat Islam untuk mempertahankan maruah mereka, sama ada maruah yang berkait dengan agama Islam dan hukum syariat, atau perkara-perkara yang berkait dengan harga diri umat Islam, ataupun perkara-perkara yang berkait dengan tanahair mereka, terutama tanah suci yang dikurnia oleh Allah SWT.
Adalah menjadi kewajiban umat Islam agar menunjukkan sikap masing-masing menurut kemampuan yang ada pada diri mereka.
Ada yang berperang menggunakan senjata, ada yang menyumbangkan harta benda, ada yang memohon kepada Allah SWT dengan doa, dan ada yang menyatakan simpati mereka terhadap umat Islam yang berjihad di Palestin.
Marilah kita mengimbau kembali sebuah peristiwa yang berlaku pada akhir kerajaan Abbasiyyah di bawah pemerintahan Khalifah al-Mu’tasim.
Apabila seorang wanita Islam yang berniaga di negeri bukan Islam, ketika berada di pasar, wanita ini tergelincir jatuh lalu tersingkap pakaiannya dan terdedah auratnya.
Perempuan itu telah disorak dan diejek oleh orang-orang bukan Islam. Dia dihina di khalayak ramai kerana menutup aurat dan auratnya pula terbuka.
Tiba-tiba perempuan itu merayu : “Wahai Khalifah al-Mu’tasim! Selamatkan aku!” Orang-orang yang bukan Islam itu lebih kuat menyorak dan menghinanya.
Seorang lelaki muslim berada di tempat itu, lalu bermusafir ke Baghdad dan menghadap Khalifah al-Mu’tasim memberitahu hal itu. Khalifah al-Mu’tasim bangun berdiri dan terus menjawab :
“Wahai ibu! Ini Khalifah al-Mu’tasim mendengar seruanmu”. Lalu baginda mengerahkan bala tenteranya untuk menyerang negeri itu kerana menghina seorang wanita Islam.
Jamaah Jumaat Rahimakumullah,
Umat Islam yang tidak peduli dengan apa yang berlaku kepada saudara mereka pada hari ini, sebenarnya lupa dengan amaran Rasulullah SAW :

مَنْ لَمْ يَهْتَمَّ بِأَمْرِ الْمُسْلِمِينَ فَلَيسَ مِنْهُمْ

“Sesiapa yang tidak mengambil berat urusan orang Islam, ia tidak termasuk kumpulan orang Islam”.
Walaubagaimanapun, sehebat mana perancangan dan tindakan musuh, Allah SWT telah menjanjikan bahawa Agama Islam ini tidak akan dapat dihapuskan di atas muka bumi ini. Firman Allah SWT dalam surah al-Maidah ayat 54-56* :
“Wahai orang beriman, sesiapa yang murtad di kalangan kamu, nescaya Allah akan mendatangkan golongan (yang mempertahankan Islam); Allah mengasihi mereka dan mereka kasihkan Allah. Mereka merendahkan diri kepada orang-orang beriman dan bersikap tegas kepada orang kafir. Mereka berjihad pada jalan Alah, dan mereka tidak memperdulikan celaan orang. Itulah kemuliaan yang diberikan oleh Allah kepada sesiapa yang dikehendaki di kalangan hambaNya, sesungguhnya Allah Maha Luas KurniaNya lagi Maha Mengetahui.
Sesungguhnya, yang menjadi wali kamu ialah Allah, RasulNya dan orang-orang beriman yang mendirikan solat, menunaikan zakat dan mereka rukuk (iaitu patuh kepada Allah SWT).
Sesiapa yang berwalikan Allah, RasulNya dan orang-orang beriman, maka sesungguhnya golongan Allah itulah yang akan mendapat kemenangan”

أَقُولُ قُولِي هَذَا , وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ، وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ


___________________________________________________________

Posted by alwafi on August 17, 2007
الحمد لله الذى اصطفى من عباده الأتقياء أولياؤه الأوفياء, أشهد أن لا إله إلا الله و أشهد أن محمدا عبده ورسوله ,اللهم صل وسلم على نبينا محمد المصطفى وعلى أله وصحبه أهل الصدق و الوفاء. أما بعد:
فيا عباد الله أوصيكم وإياي بتقوى الله,
Ma’asyirol muslimin rahimakumullah !
Jama’ah shalat jumu’ah yang dirahmati Allah !
Segala puji hanya milik Allah,Pencipta alam semesta,Dia yang menghidupkan dan mematikan,Dia yang memberikan segala-galanya kepada kita,tidak ada seorangpun yang ikut serta memenuhi seluruh kebutuhan hidup ini selain Allah.oleh karena itu kita sebagai hamba Nya diperintahkan untuk sensntiasa bersyukur kepada Nya.
Shalawat dan salam kita sampaikan kepada idola semua manusia,Nabi Muhammad Saw.,kepada keluarga beliau ,para sahabat,tabi’in,tabi’ittabiin dan seluruh pengikutnya sampai akhir zaman.
Sidang jumu’ah yang mulia !
Di hari yang mulia dan dan pada kesempatan yang baik ini,mari kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.dengan meningkatkan kualitas keimanan dan ibadah kita kepada Nya.
Ma’asyirol muslimin rahimakumullah !
Manusia di dunia ini ada yang mencintai Allah dan cintai Allah dan ada pula yang membenci Allah dan dibeci Allah
Kelompok yang pertama adalah orang-orang yang diridhai Allah dan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat,sedangkan kelompok yang kedua adalah orang-orang yang dimurtkai Allaah dan akan menderita di dunia dan akhirat.
Sidang jumu’ah yang dirahmati Allah !
Orang-orang yang mencintai Allah dan dicintai Allah sesebut waliullah(kekasih Allah).Wali Allah adalah orang –orang yang beriman yang taat beribadah kepada Nya dan senanantiasa menjalankan perintahnya dan menjauhi larantgan Nya,seabagai mana firman Allah didalam surat Al-Maidah ayat 55-56:
Sesungguhnya wali (penolong) kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah).
Dan barangsiapa mengambil Allah, rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, Maka Sesungguhnya pengikut (agama) Allah[423] Itulah yang pasti menang.
Dan firman Nya dalam hadits qudsi:
“من عاد لى وليا فقد آذنته بالحرب وما تقرب إلي عبدى بشيئ أحب إلي مما افترضته عليه , ولا يزال عبدى يتقرب إلي بالنوافل حتى أحبه , فإذا أحببته كنت سمعه الذى يسمع به وبصره الذى يبصر به, ويده التى يبطش بها , ورجله التى يمشى بها , ولئن سألنى لأعطينه , ولئن استعاذنى لأعيذنه”.رواه البخاري.
Artinya:
“Barang siapa yang memerangi hamba Ku ,maka Aku telah mengumumkan perang padanya,dan tidaklah hambaKu melakaukan pendekatan diri kepadaKu dengan sesuatu yang paling Aku cintai selain melakukan apa yang telah Aku wajibkan, dan hambaKu terus menerus melakukan pendekatan diri kepadaKu dengan ibadah sunnah sehingga Aku mencintainya,dan apabila Aku sudah mencintainya ,maka Aku menjaga pendengaran yang ia mendengar dengannya,mata yang ia gunakan untuk melihat,tangan yang ia gunakan untuk bekerja dan kaki yang ia gunakan untuk berjalan, jika ia meminta kepadaKu pasti Aku akan kabulkan permintaannya dan bila ia memohon perlidungan kepadaKu pasti Aku akan beri perlindungan kepadanya”.(HR.Bukhari).
Ma’asyirol muslimin rahimakumullah !
Dari ayat dan hadits di atas Allah telah menyebutkan ciri-ciri waliullah,yaitu:
1.     orang yang beriman
2.     yang menegakkan shalat
3.     menunaikan zakat
4.     melakukan apa-apa yang diwajibkan oleh Allah
5.     terus menerus menjalankan ibadah sunnah
Ma’asyirol muslimin rahimakumullah !
Inilah yang dimaksud orang-orang yang dicintai Allah dan mereka mencintai Allah sebagai mana firmanNya di dalam surat Al-Maidah ayat 54:
Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah Lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.
Orang-orang dicintai Allah dan mereka mencintai Allah adalah Orang-orang yang mendapatkan kepercayaan dari Aallah untuk mengemban amah da’wah dan dan memperjuangkan agamaNya .
Sidang jumu’ah yang dirahmati Allah !
Kita sebagai orang yang beriman dituntut mencintai Allah melebihi kecintaan kita kepada segala-galanya termasuk diri kita sendiri,Allah berfirman:
Katakanlah: “Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan Keputusan NYA”. dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
Dan apabila kita sudah mencintai Allah melebihi kecintaan kita kepada segala-galanya maka kita akan merasakan manisnya iman,lezatnya beribadah dan ketenangan serta kebahagiaan di saat kita berjuang walaupun harus mengorbankan nyawa,sebagai mana sabda Rasulullah SAW.
“ثلاث من كن فيه وجد حلاوة الأيمان: أن يكون الله ورسوله أحب إليه مما سواهما, وأن يحب المرأ لا يحبه إلا لله , وأن يكره أن يعود فى الكفر بعد أن أنقذه الله منه كما يكره أن يعود أن يقذف فى النار” رواه البخاري ومسلم
Artinya:
“Tiga hal apa bila ada pada seseorang ,maka ia akan mendapatkan manisnya iman: Allah dan RasulNya lebih ia cintai dari segala-galanya,mencintai seseorang ,tidak mencintainya melainkan karena Allah dan membenci kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan darinya seperti ia tidak mau dilemparkan ke dalam apai” (HR.Bukhari danMuslim).
Semoga kita termasuk orang –orang mendapatkan kesemapatan untuk mendapatakkan manisnya iman, amin yaa Rabbal ‘alamin.
بارك الله لى ولكم ولسائر المسلمين والمسلمات , ونفعنى وإياكم بما فيه من الأيات والذكر الحكيم, وتقبل الله منى ومنكم تلاوته إنه هو السميع العليم فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم
Khutbah Jumat
KH. Abdul Muiz, MA