Selasa, 17 Mei 2011

CORETAN UNTUK MURID

Abuhakam@mahdi lamit

Sudaraku anak-anak murid kepada guru-gurunya,
Setiap orang didunia ini mempunyai guru, tidak memilih siapa dan dimana keududukannya. Meskipun ia seorang pemimpin ulung sebuah negara atau penglima yang digeruni oleh siapa sahaja, atau seorang ustaz yang terhormat dan mulia, semuanya memiliki guru yang mengasahnya dan mendidiknya sehingga ia menjadi seorang hebat dan berjaya.

Nilai dan kedudukan guru memang sangat tinggi dimasyarakat manapun. Guru terhormat dan terpandang, kerana  peranan seorang guru itu amat besar. Orang-orang terdahulu sangat memuliakan guru mereka, sehingga pernah suatu ketika Saidina Ali Karamallahu wajhah berkata : "Aku adalah hamba kepada mereka yang mengajarkanku satu huruf, samada aku dijual olehnya ataupun aku diperhambakannya". Nah…, sudah jelas kepada kita orang yang sea’lim dan semulia Saidina Ali sanggup menempatkan dirinya pada tahap itu bagi seorang guru…bagaimana dengan kita...?. Saidina Ali seperti yang disebutkan Rasulullah: "Aku adalah gudang ilmu dan 'Ali pintu gerbangnya. Barangsiapa hendak mencari ilmu, masuklah melalui pintunya" (al-Hadist). Disini kita melihat betapa tingginya ilmu Saidina Ali, sehingga diakui oleh Rasulullah, tetapi ia sanggup menghormati dan menempatkan gurunya pada kedudukan yang sangat tinggi.
Atau mari kita melihat pandangan seorang Ulama dan guru terkenal, Al-Imam al-Ghazali berpandangan…hak guru atas muridnya lebih besar dibandingkan hak orang tua terhadap anaknya. Ayah adalah sebab dari lahirnya wujud yang fana, sedangkan guru merupakan sebab bagi lahirnya wujud yang abadi. Ini kerana, guru menunjukkan jalan yang dapat mendekatkannya kepada Allah baik ia sebagai  guru agama maupun guru yang mengajarkan ilmu-ilmu umum.
Sudaraku anak-anak murid kepada guru-gurunya,
Bagaimana penghormatan yang telah kita berikan kepada guru-guru kita…? Apa yang telah kita hadiahkan kepada mereka…?, meskipun mereka tidak pernah mengharapkan itu dari kita. Bersama kita imbaskan kembali, saat bangaimana  susahnya kita untuk dapat membaca, bahkan untuk kenal Aa Bb Cc… atau Alif, Ba, Ta…Guru kita dengan penuh sabar mengajarkan kita sehingga kita jadi seperti saat ini. Seandainya semua yang kita pelajari itu guru minta royalty sanggupkah kita membayar kepada mereka. Besar manapun gaji kita, nescaya tidak cukup membayar ilmu yang telah dicurahkan.
Istilah durhaka tidak hanya untuk anak kepada ibu bapanya, murid juga ada yang durhaka kepada gurunya. Kedurhakaan ini akan menghalang keberkatan dalam hidup kita. Sejenak kita mengimbas kembali apakah kedurhakaan yang pernah kita perbuat kepada guru kita…?. Kalau ada, bilakah akan kita mohon maaf kepada mereka… Rasanya setiap kita pernah membuat kesalahan kepada guru kita, termasuk saya sendiri. Ini kerana kita manusia, kita manusia biasa yang selalu berbuat salah dan silap, sepertimana juga guru kita, dia juga manusia, dia juga berbuat salah dan silap. Maka layak untuk kita memohon maaf kepadanya, meskipun kita kadang-kadang merasakan diri kita betul, namun guru kita lebih utama dari kita, lebih utama untuk kita utamakan dan hormati.
Saudaraku anak-anak murid kepada guru-gurunya,
Ini sekadar sedikit coretan untuk kita renungi bersama. Pada hari yang di khaskan pada para pendidik semua. Beranikanlah diri kita untuk mendatangi para guru kita, yang sudah lama tidak kita kunjungi, kita mulakan dengan momentum saat ini. Beranikan diri kita untuk memohon kemaafan atas kesalahan kita padanya, mungkin kita selalu suod dhzon kepada mereka, maka memohon maaflah kepadanya.

KUTIPAN: Kesucian hati seorang guru juga menjadi prioriti utama, karena seorang guru bagi murid ibarat bayangan kayu. Bayangan tidak mungkin lurus bila kayunya bengkok.     

SELAMAT HARI GURU 2011